Selasa, 15 Januari 2008

Tugas UAS Semester 3 kontemporer

JURNALISME KONVENSIONAL VS JURNALISME ONLINE

Orang seringkali mengira Jurnalisme konvensional dan jurnalisme online itu sama, padahal banyak perbedaan-perbedaan yang siknifikan antara keduanya. Sebenarnya maksud dan tujuan dari kedua jurnalisme ini sama, yaitu penyampaian informasi atau berita kepada khalayak luas, hanya saja perbedaannya terletak pada media yang digunakan.
Jurnalisme juga dapat diartikan sebagai jurnalisme konvensional. Jurnalisme berasal dari kata “Acta jurnal” yang atinya catatan harian. Aspek-aspek dalam jurnalisme meliputi proses pencarian, penulisan, penyuntingan, hingga proses penyebarluasan berita dengan menggunakan media yang ada. Jurnalisme konvensional adalah suatu cara atau proses mengolah suatu data dan fakta hingga menjadi suatu informasi, kemudian formasi yang didapatkan dasampaikan segera kepada khalayak luas. Jurnalisme konvensional telah ada sejak dulu dimana jurnalisme ini dikemas secara piramida terbalik serta berbentuk 5W+1H. Jurnalisme konvensional mempunyai suatu paham yaitu sebisa mungkin dan sesegera mungkin informasi dari media dapat dimengerti dan dipahami oleh khalayak luas. Tujuan dari jurnalisme konvensional adalah memberikan informasi secepatnya kepada khalayak luas. Contoh penyebaran luasan dari darimedia jurnalisme konvensional adalah surat kabar, radio, televisi, dll.
Sedangkan jurnalisme online merupakan suatu proses penyampaian informasi dengan menggunakan media internet. Jurnalisme online menggunakan komponen teknologi dalam kegiatan oprasional sehari-harinya. Contoh dari jurnalisme online dalah website, email, friendster, blog dan media online lainnya. Lahirnya jurnalisme online pada tanggal 19 januari 1998 ketika Mars Drudge membeberkan cerita perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monicalewinsky (Monicagate) yang beritanya disebarkan melalui internet, sehingga masyarakt dapat mengaksesnya dan dapat mengetahui rincian dari berita tersebut. Itulah awal mula dari merebaknya jurnalisme online. Di Indonesia Jurnalisme online dimulai dari www.detik .com pada tanggal 9 Juli 1998.
Sebagian besar jurnalisme online mencari pendapat dari berbagai sumber untuk mencari jalan keluar dari permasalahan-permasalahan. Jurnalisme online harus memutuskan bagaimana format display yang paling baik atau menarik untuk memberikan informasi, harus menyediakan ruang tertentu untuk mengetahui respon publik, bahkan media harus dapat berinteraksi, menghubungkan satu berita dengan lainnya melalui hiperlink. Bila terjadi kesalahan dalam pemberian info atau berita, maka kesalahan itu bisa dapat langsung di perbaiki atau diedit. Jurnalisme online dapat juga mempredisikan apa yang akan terjadi. Dan informasi yang diberikan selalu up todate.
Banyak sekali perbedaan-perbedaan dari kedua jurnalisme tersebut. Perbedaan dari jurnalisme konvensionsl dengan jurnalisme online terletak pada media yang digunakan dan bentuk atau mekanisme efisiensi cara pencarian, pengolahan, dan penyebarluasan berita. Jurnalisme konvensional merupakan proses pencarian, pengolahan dan penyebarluasan fakta melalui sebuah proses kerja jurnalisme yang menganut segala aspek dari unsur 5W+1H dan berpedoman pada etika jurnalisme serta dapat dipastikan kebenarannya. Sedangkan jurnalisme online merupakan jurnalisme yang menganut proses pencarian, pengolahan dan penyebaran informasi melalui fasilitas dalam internet. Selain itu perbedaan dalam pemberitaan, jurnalisme konvensionsl menyampaikannya kepada publik memiliki batasan-batasan formal yang terdapat pada aturan-aturan etika jurnalisme yang harus dipatuhi oleh seseorang jurnalis dan sebuah media massa. Berbeda dengan halnya jurnalisme online, batasa-batasannya adalah hanya pada etika jurnalisme saja, siapapun dapat melakukan proses menyampaikan informasi atau berita, maka batasan-batasan itu tidak dapat menjamin seseorang yang melakukan proses jurnalisme online dapat mematuhinya. Sehingga berita yang disampaikan melalui jurnalisme online sangant rentan terhadap kesalahan-kesalahan. Hanya kesadaran individu saja dan keperdulian dari orang lain untuk menjadi pengawas dari segala aktivitas yang berlangsung dalam proses jurnalisme online tersebut. Dalam jurnalisme online, penyampaian informasi dapat lebih cepat penyampaiannya dibandingkan jurnalisme konvensional, karena jurnalisme online adalah bersifat real time (berlangsung keseketika itu). Berita, kisah-kisah, maupun peristiwa-peristiwa dapat langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Dalam medianya Jurnalisme online menyertakan unsur-unsurnya dan jurnalisme online dapat dengan mudah bersifat interaktif.
Jurnalisme konvensional dan jurnalisme online memiliki beberapa kekurangan maupun kelebihan. Contohnya saja jurnalisme konvensional mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh jurnalisme online. Kelebihannya adalah Jurnalisme konvisional seperti radio, televisi, koran, majalah dapat dikonsumsi kapan saja dan dimana saja. Jurnalisme konvensional juga lebih menjamin kebenaran suatu berita atau informasi yang disampaikan dibandingkan dengan jurnalisme online, karena informasi yang disampaikan melalui jurnalisme konvensional berupa data dan fakta yang dihimpun dan diproses melalui kaidah jurnalisme dan etika-etika jurnalisme dengan batasan-batasan yang telah ditentukan. Keberadaan suatu etika pada umumnya harus dijunjung tinggi karena hal itulah yang membuat seorang manusia menjadi lebih beradab.
Bukan hanya jurnalisme saja yang mempunyai kelebihan. Jurnalisme online juga mempunyai banyak kelebihan. Didalam peminat, jurnalisme online ini lebih banyak pendukungnya dibandingkan dengan jurnalisme konvensional, dikarenalan cara yang mudah dan cepat dalam penympaian berita memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi ataupun berita yang diinginkan. Jurnalisme online juga memungkinkan audience untuk bisa lebih leluasa dalam memilih berita yang diinginkannya, dan setiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga audience tidak harus membaca secara berurutan untuk memahami suatu informasi yang diberiakan. Selain itu jurnalisme online memungkinkan berita yang telah di ases dapat disimpan dan diambil atau dapat diases kembali dengan mudah, berita yang disampaikan atau ditayangkan juga jauh lebih lengkap. Dalam penyampaian informasi, jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan secara cepat dan tepat. Penyertaan teks, suara, gambar dan vidio dan komponen-komponen lainnya di dalam berita yang diinformasikan dapat dilakukan dalam jurnalisme online ini. Peningkatan partisipasi audience dalam berita juga merupakan kelebihan dari jurnalisme online.
Kekurangan dari jurnalisme online tersebut adalah masyarakat lebih cenderung menganggap jurnalisme online tersebut adalah sebuah “ mainan” masyarakat supra rasional. Masyarakat tersebut akan ketagiahan untuk terus menggunakan atau mengakses media online tersebut, jika mereka tidak mengakses maka akan dilanda kecemasan informasi (information anxiety). Hal ini juga berakibat pada masyarakat. Masyarakat akan cenderung ingin apa yang dikerjakan serba instan, yang mengakibatkan masyarakat menjadi pemalas.
Hasil penelitian yang didapatkan dari sebagian masyarakat terutama kalangan mahasiswa maupun pelajar, mereka cenderung lebih senang menggunakan jurnalisme online dibandingkan dengan jurnalisme konvensional, dikarena selain dalam tampilan yang lebih menarik, kegunaannyapun lebih praktis (pencarian informasi lebih cepat) Contohnya dalam mencari tugas-tugas, pencarian lowongan perkerjaan, dan berita-berita terkini dari dalam maupun luar negri, dll. Masyarakat cenderung lebih senang duduk di depan komputer dan mencari-cari atau engakses informasi dibandingkan dengan membuka-buka majalah atau koran yang berlembar-lembar dan memenuhi banyak tempat kemudian belum juga informasi yang dicari atau diinginkan didapatkan di sana, terlebih lagi berita-berita yang diberikan oleh jurnalisme online lebih lengkap dan abtudate. Mahasiswa maupun anak-anak sekolah biasanya sudah dapat menggunakan atau mengakses fasilitas online tersebut, dan di beberapa sekolah dan seluruh universitas telah terdapat fasilitas internet yang memudahan kaum pelajar menggunakannya. Sebagian dari masyarakat adalah kaum terpelajar, maka dari itu penggunaan fasilitas online atau jurnalisme online lebih banyak.
Masyarakat lebih cenderung menggunakan jurnalisme online, maka tidak tertutup kemungkinan popularitas jurnalisme online akan menggeser jurnalisme konvensional. Kemudahan dalam jurnalisme online dapat mengakibatkan masyarakat cenderung meninggalkan jurnalisme konvensional.

Tidak ada komentar: